jateng.jpnn.com, BANYUMAS - Cuaca belum sepenuhnya kering, tetapi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas tak mau lengah. Menjelang puncak musim kemarau 2025, BPBD sudah menyiapkan langkah antisipasi meski belum ada satu pun desa yang minta pasokan air bersih.
Kepala BPBD Banyumas Budi Nugroho mengatakan cuaca di wilayahnya memang masih labil. Meski Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal kemarau jatuh di dasarian ketiga Mei, hujan masih sempat mampir ke beberapa wilayah.
“Dropping air bersih sampai hari ini belum ada permintaan. Tapi kita siapkan. Kita belajar dari tahun kemarin,” ujar Budi saat menghadiri peluncuran Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Puhua School, Purwokerto, Jumat (18/7).
Meski belum ada laporan resmi, BPBD Banyumas sudah mengidentifikasi 81 desa di 15 kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan. Daerah-daerah tersebut telah masuk peta wilayah rawan kekeringan.
“Tahun lalu, kami menyalurkan 2.920 tangki air atau sekitar 14,6 juta liter. Itu lewat kolaborasi pentaheliks, semua pihak terlibat,” tambah Budi.
Untuk tahun ini, BPBD kembali menyiapkan anggaran khusus, termasuk dana belanja tak terduga (BTT) dari APBD. Mereka juga mengandalkan sistem pemantauan Ronda Waspada Bencana yang bisa diakses masyarakat secara daring.
Budi mengimbau pemerintah desa dan warga untuk tak ragu melapor ke BPBD jika mulai muncul tanda-tanda kekeringan. “Kami siap. Namun, penanganan akan lebih cepat kalau informasinya jelas dan masuk dari kanal resmi,” tegasnya. (antara/jpnn)