jpnn.com, JAKARTA - Data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022 menyebutkan, kanker ovarium menduduki peringkat ketiga sebagai kanker yang paling banyak diderita wanita Indonesia, setelah kanker payudara dan serviks.
Diperkirakan ada sekitar 15 ribu kasus baru kanker ovarium setiap tahunnya, dengan kasus kanker ovarium epitelial menjadi tipe yang paling umum.
"Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia, dengan 15.130 kasus baru setiap tahunnya," ungkap Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Konsultan Onkologi, dr. Muhammad Yusuf, Sp.OG (K) Onk., dalam diskusi kesehatan pada Kamis (24/7).
Angka tersebut mencerminkan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai kanker ovarium, serta terbatasnya edukasi seputar faktor risikonya.
Oleh karenanya, sangat penting untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran tentang bahaya kanker ovarium, termasuk pemahaman terhadap ancamannya.
"Kanker ovarium merupakan penyebab kematian tertinggi dari seluruh kanker ginekologi," tegasnya.
Mayoritas pasien kanker ovarium baru terdiagnosis pada stadium 3 atau 4 akibat gejala awal yang tidak spesifik, sehingga penanganan medis umumnya sudah memerlukan tindakan operasi atau kemoterapi.
"Terlebih, risiko kekambuhan setelah kemoterapi awal pun sangat tinggi, yaitu mencapai 70% dalam tiga tahun pertama," ucapnya.