jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Anggota DPRD DIY Raden Stevanus Christian Handoko menyoroti pro dan kontra pengibaran bendera anime One Piece.
Menurut Raden, fenomena ini tidak bisa dianggap sepele, tetapi cerminan gesekan antara kebebasan berekspresi dan cara pandang kaku terhadap simbol-simbol kebangsaan.
Pelarangan tersebut dinilai justru akan mengancam nilai-nilai demokrasi yang dijamin oleh konstitusi.
"Seringkali itu adalah ungkapan aspirasi. Ungkapan harapan untuk kebebasan yang sama seperti dicari tokoh Luffy, yaitu harapan akan keadilan di tengah rumitnya birokrasi atau simbol mimpi besar yang terasa jauh dari jangkauan," katanya, Rabu (6/8).
Dia mengatakan bahwa pengibaran bendera One Piece bukanlah bentuk ketidakcintaan pada tanah air.
Menurutnya, melabeli mereka dengan cap anti-NKRI justru sebuah kekeliruan.
"Daripada sibuk membatasi ekspresi yang tidak mengancam, mari fokus pada ancaman nyata, yaitu korupsi, pengangguran, sulitnya akses pendidikan, ketidakadilan hingga kemsikinan," ujarnya.
Dia berharap ke depannya tercipta ruang-ruang berekspresi yang tidak dibatasi dan pemerintah yang berpikiran terbuka mendengar setiap aspirasi masyarakat.