jpnn.com - BANDUNG - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat memperluas area pencarian macan tutul yang sudah sepekan lalu kabur dari kandang karantina Lembang Park & Zoo.
Dari informasi terakhir, macan tutul itu diperkirakan telah berada di kaki Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat. Diketahui, satwa liar dilindungi itu kabur dari kandang saat menjalani karantina setelah masuk ke Balai Desa Kutamandarakan, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, Selasa (26/8).
Koordinator Tim Pencarian Ujang Acep mengatakan macan tutul itu secara naluri akan mencari habitatnya, yaitu masuk ke kawasan hutan. Diperkirakan macan tutul itu telah memasuki area kaki Gunung Tangkuban Parahu sejak dua hari yang lalu.
"Karena daya jelajah macan tutul itu, satu individu itu bisa sampai ke 400 hektare kalau di alam ya. Jadi, kalau sudah dua hari, lebih dari dua hari, artinya sudah cukup jauh masuk ke dalam hutan. Kami simpulkan bahwa objek macan tutul sudah mengarah dan mungkin ke kaki gunung ke Tangkuban Parahu," kata Ujang di Bandung, Sabtu (6/9).
Ujang mengatakan pencarian kali ini dilakukan hanya dengan mengandalkan drone thermal yang diterbangkan setiap malam untuk mencari tanda-tanda macan tutul tersebut. Sebab, untuk sementara, bantuan anjing K9 milik kepolisian belum dapat diturunkan. Hal itu menjadi salah satu kendala dalam pencarian saat ini.
"Dalam tiga hari kami sangat dibantu K9, cukup positif, ya. Jadi, kami bisa mengikuti sampai terakhir ke pojokan sana itu untuk penciuman dibantu K9. Namun, karena kemarin ada siaga demo, sehingga anjing pelacak dari kepolisian belum bisa membantu kami sampai kemarin terakhir," jelasnya.
Ujang telah mengimbau warga sekitar agar tidak panik apabila menemukan macan tutul tersebut. Sebab, kata dia, sifat dari macan tutul itu tidak agresif menyerang dan cenderung melarikan diri jika bertemu dengan manusia.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak was-was, karena sesuai tadi yang disampaikan dari komunitas macan tutul juga bahwa macan tutul itu tidak agresif menyerang. Dia selalu menghindar, dia pasti mencari celah-celah yang sempit yang tidak mungkin diketahui oleh satwa lain atau manusia," ujarnya.