jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melkiades Laka Lena, menyatakan kesediaannya untuk menyesuaikan kebijakan pemerintah pusat terkait pemotongan Transfer ke Daerah (TKD). Pernyataan ini mencuat di tengah gelombang protes dari sejumlah gubernur lain terhadap kebijakan Kementerian Keuangan tersebut.
“Prinsipnya kami siap menyesuaikan dengan kebijakan pusat, dan tentu tetap mengajukan usulan program yang terkait dengan dukungan pemerintah pusat untuk pengembangan beragam potensi ekonomi NTT,” ujar Melkiades pada Rabu (15/10).
Meski menyatakan kesiapan untuk menyesuaikan, Gubernur Melkiades menekankan pentingnya peningkatan dukungan pemerintah pusat. Ia menjelaskan bahwa dukungan tersebut masih sangat krusial di sektor-sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, infrastruktur jalan, listrik, air, kelautan dan perikanan, peningkatan kapasitas tenaga kerja, serta hilirisasi sumber daya alam daerah.
Kebijakan pemotongan TKD sebelumnya telah memicu reaksi dari setidaknya 18 gubernur yang menyampaikan keberatan langsung ke Kementerian Keuangan. Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menyebut pemotongan mencapai 25 persen, sementara Gubernur Maluku Utara mengaku anggaran daerahnya dipangkas hingga 60 persen.
Menanggapi berbagai protes ini, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa langkah tersebut adalah bagian dari penyesuaian fiskal nasional. “Kedatangan para gubernur terkait pemotongan TKD itu hal yang normal, bagian dari proses penyeimbangan fiskal antara pusat dan daerah,” kata Purbaya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah harus meningkatkan efisiensi anggaran dan memperbaiki kinerja belanja. Pemerintah pusat, lanjutnya, tetap terbuka untuk evaluasi ke depan. “Kalau memang ekonominya sudah bagus, kita bagi,” ujarnya.
Berbeda dengan sejumlah gubernur yang memprotes, Gubernur Melkiades memilih jalur dialog. “Kami menyesuaikan dengan kebijakan anggaran pemerintah pusat dan tetap meminta dukungan pemerintah pusat yang lebih meningkat untuk berbagai program pusat di daerah,” tandasnya. (tan/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini: