jatim.jpnn.com, SUMENEP - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 166 kali gempa susulan terjadi di Kabupaten Sumenep sejak gempa utama berkekuatan magnitudo 6,5 mengguncang pada Selasa (30/9) malam.
"Data ini tercatat sejak mulai gempa pertama kali terjadi pada 30 September hingga 2 Oktober hari ini, sekitar pukul 11.49 WIB," kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan pers di Sumenep, Kamis (2/10).
Dari total susulan tersebut, 77 kali terjadi pada malam hari, sisanya pada pagi dan siang. BMKG menjelaskan gempa di Sumenep merupakan jenis tektonik kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut.
"Sumbernya berasosiasi dengan perpanjangan sesar offshore zona kendeng atau Madura Strait Back Arc Thrust dengan mekanisme pergerakan naik," katanya.
Untuk itu, masyarakat diminta tetap waspada dan tidak tinggal di bangunan yang retak atau berpotensi roboh.
“Hindari kepanikan, tetap tenang namun siaga,” tutur Daryono.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep bersama TNI/Polri terus melakukan kaji cepat dan menyalurkan bantuan tanggap darurat.
"Berdasarkan laporan yang kami terima, hingga hari ini proses pendataan dan pemantauan lapangan masih berlangsung sementara dan BMKG terus memantau perkembangan gempa susulan. Ini yang masih memungkinkan terjadi," jelasnya.


















































