jateng.jpnn.com, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah mengalami penurunan signifikan.
Per Maret 2025, angka kemiskinan di Jateng tercatat sebesar 3,37 juta jiwa atau 9,48 persen dari total populasi. Angka ini turun 337.640 orang atau 0,99 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Jumlah penduduk miskin per Maret 2024 mencapai 3,7 juta orang. Sekarang sudah berkurang," kata Plt Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih di Semarang, Jumat (21/7).
Endang menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan di perdesaan masih lebih tinggi, yakni 9,92 persen, sementara di perkotaan sebesar 9,10 persen.
Lebih lanjut, dia menyebut rata-rata rumah tangga miskin di Jateng dihuni 4,40 orang, dan memiliki garis kemiskinan sebesar Rp2.366.373 per bulan. Artinya, jika pengeluaran di bawah angka tersebut, maka masuk kategori miskin.
"Garis kemiskinan ini juga turun 3,72 persen dibanding Maret 2024 yang mencapai Rp2.281.505," tambahnya.
Penurunan ini, kata Endang, tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi Jateng pada triwulan I 2025 yang mencapai 4,96 persen, serta penurunan pengangguran terbuka sebesar 0,45 poin selama Agustus 2024 hingga Februari 2025.
Dengan capaian ini, Pemprov Jateng diharapkan terus mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan membuka lebih banyak peluang kerja untuk menekan kemiskinan lebih jauh. (antara/jpnn)
