jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa musim kemarau tahun ini mengalami keterlambatan sekitar 29?% wilayah Indonesia, termasuk pulau Jawa.
Hal itu menyebabkan hujan lebat masih terjadi hingga Oktober 2025.
Kondisi cuaca yang tidak menentu ini tidak hanya mengganggu aktivitas, tetapi juga meningkatkan risiko kesehatan masyarakat.
Kementerian Kesehatan mencatat uhu yang relatif tinggi selama kemarau memicu nyamuk Aedes menggigit lebih sering, meningkatkan potensi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan tifus.
Di masa pancaroba, DBD dan tipes menjadi ancaman serius karena genangan air dan sanitasi yang buruk memudahkan persebaran vektor penyakit.
Perwakilan tim Research and Development Demamin Vania mengatakan Demamin sebagai salah satu produk yang dikembangkan sebagai jawaban atas keresahan masyarakat yang ingin mendapatkan manfaat jamu herbal tanpa harus menahan rasa pahit di lidah.
"Dengan kandungan bahan aktif yang sudah terbukti secara ilmiah memiliki efek meredakan demam, anti-inflamasi, dan meningkatkan respon imun tubuh. Demamin hadir sebagai solusi herbal yang nyaman dikonsumsi namun tetap terbukti keefektifan khasiatnya,” ujar Vania dikutip, Selasa (15/7).
Diproduksi oleh CV. Bumi Wijaya, Cilacap, Jateng produk ini punya izin POM TR?236069431 dan sertifikasi halal, sediaan cair 130?ml, serta kombinasi lima bahan alami.
