jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D., menyoroti penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang makin banyak digunakan dalam kehidupan manusia dan termasuk juga bidang pendidikan.
Hal ini disampaikan Prof. Ojat dalam Seminar Wisuda Tahun Akademik 2024/2025 Genap Wilayah 3 bertema “Menuju Masa Depan Era Digital: Meraih Prestasi Gemilang” di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Tangerang Selatan, Senin (28/7).
"Sekarang learning delivery mode di mana pemanfaatan kecerdasan buatan semakin masif di masyarakat, justru di sini kita harus semakin berhati-hati bagaimana caranya supaya pemanfaatan teknologi atau kemajuan bisa memberikan dampak positif terhadap penyiapan generasi unggul di masa depan," kata Deputi Ojat.
Kemajuan yang dicapai dalam bidang teknologi inversi komunikasi itu memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap berbagai sisi kehidupan manusia.
Prof. Ojat lantas mengingatkan pentingnya kehati-hatian agar pemanfaatan teknologi ini dapat memberikan dampak positif dalam menyiapkan generasi unggul.
"Jangan sampai anak-anak kita teracuni oleh kabar-kabar hoaks sehingga nanti akan mencederai persatuan, kesatuan di negara kita," tegasnya.
Untuk mengatasi risiko tersebut, kementerian PMK memiliki program “Smart atau Bijak dalam Ber-AI”. Program ini bertujuan mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memfilter berbagai informasi di media massa dan ruang publik.
"Untuk bisa bijak dalam ber-AI itu artinya, kita harus mengedukasi anak-anak supaya mereka bisa memfilter berbagai informasi yang terjadi di media masa, di ruang-ruang publik," tutur mantan rektor UT ini lagi.