jabar.jpnn.com, CIREBON - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon membantu petani mengembangkan komoditas sorgum sebagai alternatif tanaman pangan melalui perluasan lahan tanam serta mempertemukan kelompok tani dengan pembeli (off-taker) agar hasil panen bisa terserap.
Kepala Distan Cirebon, Deni Nurcahya mengatakan pengembangan sorgum sudah dilakukan di dua wilayah, yakni Kecamatan Beber dan Desa Matangaji, dengan luas sekitar dua hektare dan ditargetkan bertambah menjadi lima hektare.
Selain itu, ia menyebutkan penanaman bibit sorgum pun telah dilakukan di wilayah Plumbon, Cirebon, pada awal Oktober 2025 dengan memanfaatkan lahan milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar).
“Potensinya (sorgum) cukup bagus. Kami bantu petani bertemu off-taker agar secara ekonomis hasilnya bisa terserap,” katanya.
Ia menjelaskan harga jual sorgum di tingkat petani cukup menjanjikan, sekitar Rp40 ribu per kilogram, dengan masa panen yang bisa dilakukan hingga tiga kali dalam satu tahun.
Oleh karena itu, pihaknya saat ini rutin memberikan pendampingan dan penyuluhan terkait dengan pola penanaman sorgum yang efektif.
Selain itu, ia memastikan penanaman sorgum diarahkan pada lahan tidak produktif agar tidak mengganggu komoditas utama seperti padi dan jagung yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
“Prinsipnya, penanaman sorgum tidak boleh berebut lahan dengan tanaman utama,” ujarnya.



















































