jpnn.com, MAGELANG - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto turut memeriahkan Bank Jateng Borobudur Marathon 2025 dengan mengikuti kategori lari 10K. Keikutsertaannya di event yang telah menyandang Elite Label dari World Athletics ini ia jadikan momentum untuk menyoroti pentingnya disiplin dan strategi, tidak hanya dalam olahraga tetapi juga dalam kehidupan.
"Tidak ada juara maraton yang lahir tanpa perjuangan melalui proses latihan penuh disiplin, konsisten, dan digembleng melalui kompetisi yang ketat," tegas Hasto di Magelang, Sabtu (15/11).
"Dalam maraton, kita belajar strategi, kita melatih daya juang atau endurance untuk melewati titik terberat, dan kita menguji kematangan semangat. Semua hal ini sangat relevan dan harus menjadi bekal kita dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan," tambahnya.
Hasto menyatakan kebanggaannya bahwa Borobudur Marathon kini telah menjadi ajang berkelas dunia.
"Ini adalah pengakuan global yang harus kita syukuri," ujarnya.
Ia menekankan bahwa partisipasinya lebih dari sekadar aktivitas fisik, melainkan juga penerapan filosofi 'Mens sana in corpore sano' atau di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
"Olahraga mengajarkan fairness, ketaatan pada aturan main, dan budaya berprestasi dengan mengembleng diri. Hal itu yang pada akhirnya akan melahirkan generasi pemimpin yang kuat secara fisik dan mental," jelas Hasto.
Ia juga mengajak seluruh peserta, termasuk pelari internasional, untuk menikmati keindahan Candi Borobudur sebagai mahakarya peradaban bangsa. "Semoga Borobudur Marathon 2025 berjalan sukses dan menjadi penanda kebangkitan Indonesia di dunia olahraga lari," tutupnya.






















































