jpnn.com - Apa untungnya terus mempersoalkan asli tidaknya ijazah S-1 Jokowi? Toh, dia sudah bukan presiden lagi?
Apakah pula manfaatnya mempersoalkan tidak terwujudnya mobil Esemka Jokowi? Toh, kalaupun terwujud apakah Anda mau membelinya?
Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi). Foto: Yasuyoshi Chiba/AFP
Anda sudah tahu: Jokowi punya ijazah sarjana Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dulu pernah diributkan asli tidaknya. Lalu lama reda.
Belakangan ramai lagi di medsos. Sampai ada yang bilang 11.000 persen ijazah itu palsu. "Di tahun ijazah itu diterbitkan UGM, belum ada jenis huruf seperti itu," kata yang meributkan.
Jokowi, seperti biasa, tidak terlalu menanggapinya. Dia seperti sangat pede, apalagi tidak ada yang secara resmi menggugat ke pengadilan. Mungkin karena tidak ada yang merasa punya legal standing untuk menggugat.
Kalaupun digugat, yang mungkin lebih menghadapi kerepotan adalah UGM. Bukan Jokowi. Misalnya, kalau penggugatnya menggunakan UU keterbukaan informasi publik. UGM harus menjelaskan semuanya.
Akan tetapi tetap saja tidak ada manfaatnya bagi publik. Kalaupun ijazah itu ternyata palsu, toh, tidak bisa dipakai untuk menurunkan Jokowi dari jabatan presiden. Dia sudah selesai menjabat presiden dua periode. Paling hanya akan jadi bukti tambahan bahwa universitas kita tergolong paling tidak jujur di dunia.