jatim.jpnn.com, SIDOARJO - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyatakan komitmen pemerintah dalam mempercepat penanganan tuberkulosis (TBC).
Hal itu dia sampaikan saat meninjau Klinik TB Terpadu di RS Siti Khodijah Sidoarjo sekaligus menghadiri Rapat Koordinasi dan Dialog Penuntasan TBC di Aula KH Ahmad Dahlan, Kamis (2/10).
“Pemerintah sangat serius menangani tuberkulosis. Prevalensi TB di Indonesia masih tinggi, nomor dua setelah India. Apalagi saat pandemi Covid-19, penanganan TB sempat terhenti. Sekarang kita percepat lagi,” kata Pratikno.
Dia menjelaskan, pemerintah telah membentuk Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB) di delapan provinsi prioritas, antara lain Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, NTT, dan sejumlah provinsi di Jawa.
Program ini juga diperkuat dengan Desa Siaga TB yang melibatkan rumah sakit Muhammadiyah, PW Wanita LDII, PW Muslimat NU, dan komunitas penggiat TBC di Jawa Timur.
“Oleh karena itu, kami hidupkan lagi program TOSS (Temukan, Obati, Sampai Sembuh). Kita tidak boleh khawatir, tetapi tetap harus waspada,” ucapnya.
Pratikno menekankan penanganan TBC bukan hanya soal medis, tetapi juga dukungan lingkungan dan pola hidup sehat. Stigma terhadap penderita, kata dia, harus dihapus.
“Pasien TB harus didukung. Kalau sudah sebulan diobati, dia tidak menular lagi. Yang penting ada dukungan keluarga, nutrisi baik, rumah sehat dengan ventilasi cukup,” ujarnya.



















































