jpnn.com, PARIS - Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot, Selasa, mengisyaratkan bahwa Paris akan menerapkan kembali embargo global terhadap Iran jika tidak ada kesepakatan nuklir konkret yang tercapai pada akhir Agustus.
"Iran telah melanggar komitmen yang dibuatnya 10 tahun lalu selama negosiasi kesepakatan nuklir Iran," kata Barrot dalam pernyataan pers di hadapan Dewan Urusan Luar Negeri di Brussel, Belgia.
"Oleh karena itu, Prancis dan mitranya dibenarkan untuk menerapkan kembali embargo global terhadap senjata, perbankan, dan peralatan nuklir yang telah dicabut 10 tahun lalu," kata Barrot.
Dia memperingatkan bahwa tanpa "komitmen yang tegas, konkret, dan dapat diverifikasi" dari Iran, mereka akan menerapkan kembali embargo "paling lambat akhir Agustus," dan menyerukan pembukaan proses diplomatik yang mengarah pada "penyelesaian dan pengawasan yang dinegosiasikan" atas aktivitas nuklir Iran.
"Kami terus menuntut gencatan senjata segera tanpa syarat dan pembebasan semua sandera yang ditawan Hamas, yang harus dilucuti senjatanya," kata Barrot.
"Namun, kami juga menuntut agar pemerintah Israel mencabut blokade keuangan terhadap Otoritas Palestina dengan membayar utang sebesar 2 miliar euro (Rp37,9 triliun) kepada Otoritas Palestina," tambahnya.
Barrot mendesak Israel untuk mengakhiri "kolonisasi" Tepi Barat, khususnya proyek permukiman E1 yang "berbahaya", yang "mengancam akan membelah Tepi Barat menjadi dua dan memberikan pukulan telak bagi solusi dua negara."
"Saya yakin Uni Eropa akan mendapat manfaat bila mengikuti arahan yang telah kami usulkan: memberikan sanksi kepada individu dan entitas yang bertanggung jawab atas kolonisasi yang kejam dan ekstremisme, dan menghentikan segala bentuk dukungan keuangan langsung maupun tidak langsung untuk kolonisasi," katanya.