jatim.jpnn.com, LAMONGAN - Sundari, ibu kandung santri Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Ghifari Haikal Nur (17) tak kuasa menahan duka saat mengenang putra bungsunya yang meninggal akibat runtuhnya musala pondok tersebut.
Anak saya ini pendiam, tetapi dia selalu bilang ingin jadi ulama,” ujar Sundari seusai pemakaman di rumah duka di Desa Wangen, Kecamatan Glagah, Lamongan, Rabu (8/10).
Sundari menceritakan Haikal adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Sejak kecil, dia dikenal tekun belajar agama dan berencana melanjutkan kuliah di pesantren yang sama setelah lulus Madrasah Aliyah.
Tak ada firasat apa pun sebelum peristiwa nahas pada Senin (29/9) itu.
Menurutnya, beberapa hari sebelumnya, dia hanya bilang ingin segera libur sekolah dan pulang ke rumah.
Meski dilanda kesedihan mendalam, Sundari berusaha tabah. Dia berharap cita-cita putranya untuk menjadi ulama bisa dikenang dan menjadi teladan bagi teman-temannya di pesantren.
Jenazah Haikal sebelumnya berhasil diidentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur melalui hasil pencocokan DNA dengan sang ibu.
Setelah proses identifikasi selesai, jenazah diserahkan pihak RS Bhayangkara kepada keluarga pada Rabu pagi untuk dimakamkan di Lamongan.



















































