jatim.jpnn.com, SURABAYA - Surabaya Fashion Parade (SFP) 2025 kembali digelar untuk ke-18 kalinya pada 14–16 November 2025 di Convention Hall Tunjungan Plaza 3, Surabaya. Tahun ini, SFP mengusung tema Rebellion yang memberi ruang lebih luas bagi para desainer untuk bereksperimen dan menabrak pakem gaya yang selama ini dianggap aman.
Ajang ini juga menampilkan geliat para desainer daerah, mulai Surabaya, Probolinggo, hingga Banyuwangi. Sejumlah nama besar yang dikenal berani bermain konsep turut ambil bagian, di antaranya Deden Siswanto, Gita Orlin, Mega Ma, Alben Ayub Andal, Stella Lewis, hingga Riris Ghofir.
Salah satu koleksi yang paling menyita perhatian datang dari desainer Migi Rihasalay lewat karya bertajuk 'Blood'. Migi mempersembahkan 12 look dengan dominasi merah-putih yang dibentuk menggunakan teknik gradasi khasnya.
“Blood adalah darah. Kita hidup karena darah. Darah terhubung dengan kehidupan, kematian, kehilangan, bencana, sakit, semuanya, termasuk pengorbanan perempuan yang melahirkan dan para pahlawan yang bertumpah darah,” ujar Migi seusai peragaan.
Teknik gradasi yang menjadi ciri khas Migi tetap menjadi tantangan terbesar.
“Tantangannya adalah membuat gradasi supaya halus, tidak seperti bercak, tetapi tetap sesuai karakter saya,” kata dia.
Untuk mencapai efek tersebut, Migi memilih kain kanvas yang memungkinkan warna jatuh secara natural. Setiap busana dilukis menggunakan cat khusus untuk serat alami.
“Kalau bukan kanvas, warnanya tidak bisa membaur. Kami biarkan warnanya jatuh seperti tetesan darah,” ucapnya.


















































