jpnn.com - Pernah dengar kopi geothermal?
Itu memang baru: baru dua tahun. Saya sendiri baru tahu bulan lalu: kopi bisa diproses pakai ”uap lebih” dari panas bumi. Rasa harum kopinya lebih keluar. Lebih asli.

Petani kopi di Kamojang pun luar biasa girang. Harga kopinya menjadi naik tiga kali lipat --termasuk karena harga kopi dunia memang lagi tinggi.
Teknologi pengeringan kopi pakai uap geothermal ini sudah dipatenkan. Pemegang hak patennya: Tim Anget-Anget Jos. Itu bukan bahasa Kamojang. Itu bahasa Yogyakarta. Ketua tim itu, Adi Rahmadi, memang orang Yogyakarta. Kuliahnya pun di UGM.
Begitu lulus, Adi bekerja di Pertamina Geothermal Energi (PGE). Di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Di Kamojang, Jabar. Di bagian sosial kemasyarakatan.
Adi pun berpikir: pengabdian apa yang bisa dilakukan perusahaan untuk masyarakat sekitar Kamojang. Dilakukanlah social mapping. Ketemu: banyak kebun kopi di sekitar PLTP.
Lalu Adi mendalami persoalan apa yang dihadapi para petani kopi. Ketemu: kesulitan mengeringkan kopi.

.jpeg)



















































