jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memiliki aplikasi Sistem Informasi Pertanggungjawaban Keuangan dan Arsip (SiJaka). Sistem berbasis digitalisasi itu membuat semua proses hingga laporan pertanggungjawaban keuangan dilakukan tidak menggunakan kertas.
Sekretaris Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Surabaya Mamik Suparmi mengatakan aplikasi itu sudah diterapkan sejak 2022.
SiJaka bertujuan mempercepat birokrasi berbasis digital yang otomasi (efektif). Langkah itu diambil untuk mendukung sistem pemerintahan zero paper (tanpa kertas).
Penerapan SiJaka bisa menghemat anggaran Alat Tulis Kantor (ATK) dalam hal ini kertas sebanyak Rp7,2 miliar.
"Kalau dihitung dalam satu bulan BPKSDM bisa menghemat Rp112 juta. Itu dalam satu dinas, belum dinas lainnya sehingga satu tahun estimasinya bisa mencapai Rp7,2 miliar untuk seluruh Pemkot Surabaya," kata Mamik, Sabtu (1/3).
SiJaka sudah terintegrasi dengan beberapa aplikasi penunjang kinerja di Pemkot Surabaya, seperti eDelivery dan Teko Cak. Hal itu menunjang sekaligus memudahkan kinerja para ASN, misalnya ada perubahan anggaran yang terjadi sudah terproses secara otomatis dalam sistem SiJaka.
"Fiturnya juga sangat banyak mulai dari pembayaran gaji tenaga honorer, fitur belanja barang dan jasa dan narasumber. Realisasi dari sistem ini sangat memudahkan kami menuju zero paper, termasuk laporan Surat Pemberitahuan (SPT) pajak tahunan sudah terekam otomatis dan masuk ke akun para pegawai masing-masing," jelasnya.
Mamik berharap adanya pengembangan aplikasi SiJaka dapat mendukung langkah Pemkot Surabaya dalam mewujudkan e-Goverment sekaligus menghemat anggaran sesuai dengan apa yang dicanangkan pemerintah pusat.