jateng.jpnn.com, SEMARANG - Sembilan desa di Jawa Tengah (Jateng) ditetapkan sebagai pionir program pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem. Sembilan desa tersebut dipilih berdasarkan indikator jumlah penerima bantuan sosial (bansos) tertinggi.
Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menjelaskan sembilan desa tersebut diharapkan menjadi sejahtera dan mandiri tanpa bantuan sosial.
Agus menyebut sembilan desa itu juga menjadi pilot project pemberdayaan masyarakat melalui kolaborasi Kementerian Sosial bersama pihak swasta, Baznas, serta Dinas Sosial (Dinsos) Jateng dan tingkat kabupaten.
“Program ini menjadi percontohan untuk pengentasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di sembilan desa,” ujar Agus seusai Pembukaan Evaluasi Desa Sejahtera Mandiri di Kota Semarang, Kamis (27/11).
Menurut Agus, intervensi dilakukan berdasarkan potensi masing-masing desa. Di antaranya melalui bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan pelatihan keterampilan, termasuk produksi kerajinan dari enceng gondok hingga pelapah pisang. Produk keranjang dari enceng gondok itu bahkan telah diekspor ke Amerika.
“Baru-baru ini, hasil pemberdayaan berupa keranjang enceng gondok dari Desa Kalisalak, Pemalang, sudah diekspor ke Amerika. Pelepasan ekspor perdana dilakukan oleh Menteri Sosial,” ujarnya.
Sebelum intervensi dilakukan, para pemuda dari sembilan desa itu telah mengikuti pelatihan di Balai Diklat Yogyakarta. Setelah itu, mereka mendapatkan bantuan modal usaha maupun program pemberdayaan lainnya.
Agus menyebut sebanyak 300 keluarga penerima manfaat (KPM) dari sembilan desa itu dijadwalkan lulus graduasi pada 11 Desember mendatamg.


















































