jpnn.com - Ada satu kisah klasik dari Jepang yang layak dijadikan cermin bagi bangsa mana pun yang ingin maju.
Setelah Hiroshima dan Nagasaki dihancurkan oleh Amerika Serikat pada 6 dan 9 Agustus 1945 hingga tak tersisa, Negara itu berada pada titik paling gelap dalam sejarahnya.
Ekonomi lumpuh, rakyat kehilangan harapan, dan seluruh fondasi negara runtuh.
Pada saat itulah Kaisar Hirohito mengajukan pertanyaan yang hingga hari ini menjadi simbol kesadaran peradaban: “Berapa banyak guru yang masih hidup?”
Ia tidak menanyakan jumlah tentara, stok senjata, atau kesiapan armada perang.
Kaisar hanya peduli satu hal, apakah masih ada orang-orang yang mampu mengajar kembali bangsanya untuk berdiri.
Pertanyaan itu bukan romantisme sejarah; itu adalah keputusan politik paling rasional yang pernah dibuat Jepang. Mereka tahu negara bisa bangkit kembali selama pendidiknya masih ada.
Dan sejarah membuktikan logika itu benar: dari tangan para gurulah Jepang membangun moral, disiplin, teknologi, tata sosial, hingga akhirnya melesat menjadi negara industri maju.






















































