jateng.jpnn.com, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang akan melangsungkan tradisi Kirab Sesaji Rewanda pada Sabtu (12/4) di Kelurahan Kandri, Gunungpati.
Tradisi unik ini akan diawali dengan penampilan Tari Bambu Krincing, disusul kisah sejarah Goa Kreo, dan Tari Wanara Parisuka.
Sebagai puncak acara, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng dijadwalkan membuka kirab secara langsung dan memotong tumpeng sebelum prosesi ngalap berkah.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso, tradisi Sesaji Rewanda bermula sejak abad ke-15, saat Sunan Kalijaga mencari kayu jati untuk membangun Masjid Agung Demak. Dia dibantu oleh kawanan monyet yang mendiami kawasan Goa Kreo.
"Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan kepada monyet-monyet yang telah membantu Sunan Kalijaga. Sesaji Rewanda secara harfiah berarti memberi hadiah kepada monyet," jelas Wing.
Kirab akan dimulai dari desa menuju Goa Kreo, dengan barisan pembuka berupa empat penari berkostum monyet dan replika kayu jati.
Setibanya di Goa, prosesi dilanjutkan dengan doa oleh tokoh adat, tarian anak-anak berkostum monyet, dan puncaknya pembagian gunungan berisi Sego Kethek (nasi berisi lauk tradisional yang dibungkus daun jati) kepada kawanan monyet dan masyarakat.
Wing menambahkan prosesi ini bukan sekadar budaya, tetapi juga pengingat tentang pentingnya hidup selaras dengan alam. (antara/jpnn)