kalsel.jpnn.com, BANJARBARU - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mengembangkan penanaman padi dengan sistem apung jenis IP 200 di Poktan Bina Tani, Kelurahan Bangkal, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel Syamsir Rahman mengatakan hasil panen padi mencapai 4,2 ton per hektare.
"Hasil ini melebihi produktivitas padi regional yang ditanam di lahan biasa," katanya dalam keterangan persnya.
Dikatakan, keunggulan dari padi apung ini, adalah tidak memerlukan olah lahan, sehingga menghemat biaya produksi.
Selain itu, proses panen juga lebih efisien karena tidak memerlukan alat berat seperti combine harvester.
Penggunaan pupuk pun lebih terukur, dan panen dapat dilakukan dengan menarik alat yang disebut strelpom.
"Petani sangat bergembira bahkan meminta tambahan strelpom, yang dapat digunakan hingga 12 kali sebelum tidak efektif lagi," tambahnya.
Menurutnya, padi apung yang ditanam di Banjarbaru ini merupakan hasil dari pengalaman sebelumnya di beberapa kabupaten, seperti Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Barito Kuala, dan Tanah Bumbu.