jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Isu kesehatan mental pada kelompok lanjut usia (lansia) sering terabaikan, padahal mereka rentan terhadap berbagai tantangan psikologis, salah satunya adalah Empty Nest Syndrome (sindrom sarang kosong).
Sindrom ini memicu kesepian, krisis identitas, hingga gejala fisik dan gangguan tidur.
Melihat kondisi tersebut, sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan inovasi psikoedukasi interaktif bernama "Srawung Rasa" di Desa Wunung, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.
Srawung Rasa adalah kegiatan yang bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan kesejahteraan emosional para lansia yang tergabung dalam Bina Keluarga Lansia (BKL) Seger Waras.
Muhammad Fajrulfalaq Izzulfirdausyah Suryaprabandaru, salah satu anggota tim PKM-PM UGM menjelaskan bahwa program Srawung Rasa didesain untuk menciptakan lingkungan suportif dan interaktif, menjauh dari format penyuluhan satu arah yang membosankan.
"Srawung Rasa merupakan kombinasi pendekatan psikoedukasi dengan media interaktif," ujar Fajrulfalaq di Kampus UGM, Rabu (15/10).
Para mahasiswa UGM itu menggunakan tiga media interaktif dalam berinteraksi dengan lansia di Gunungkidul.
Pertama, menggunakan flashcard atau kartu polah. Berisi ilustrasi situasi sehari-hari yang menjadi pemantik diskusi dua arah. Lansia didorong merespons cerita pada kartu dan berbagi pengalaman emosional mereka.