jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Dua belas November diperingati sebagai Hari Ayah. Google Doodle hari ini turut memuat tema peringatan Hari Ayah di Indonesia.
Hari Ayah bukan sekadar peringatan, tetapi menegaskan pentingnya kehadiran sosok bapak bagi tumbuh kembang anak.
Fenomena fatherless atau ketidakhadiran sosok ayah, baik secara fisik maupun emosional, akhir-akhir ini menjadi perbincangan publik karena ternyata bisa berdampak buruk bagi perkembangan psikologis dan emosional anak.
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Rahmat Hidayat mengungkapkan bahwa sekitar 15,9 juta anak di Indonesia berpotensi tumbuh tanpa peran ayah yang memadai.
Dari jumlah tersebut, 4,4 juta anak tidak tinggal bersama ayah, sementara 11,5 juta anak lainnya tinggal bersama ayah yang bekerja lebih dari 60 jam per minggu atau lebih dari 12 jam per hari, yang berarti ayah hadir secara fisik, tetapi rentan absen secara emosional.
Menurut Rahmat, peran ayah sangat penting dalam membentuk kepercayaan diri, nilai moral, dan kecerdasan emosi seorang anak.
Ketidakhadiran figur ayah, khususnya secara emosional, dapat memengaruhi pembentukan rasa percaya diri hingga kesulitan dalam membentuk identitas diri anak.
“Banyak keluarga masa sekarang yang mengalami ketidakhadiran ayah karena faktor pekerjaan yang menuntut mobilitas tinggi. Namun, kehadiran ayah tetap dibutuhkan untuk mendukung perkembangan emosional dan sosial anak,” kata dia pada kamis (16/10).



















































