Pertamax Oplos

13 hours ago 15

Oleh: Dahlan Iskan

Pertamax Oplos

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - SAYA bisa membayangkan suasana kebatinan para karyawan grup Pertamina saat ini: tertekan. Mereka harus berhadapan langsung dengan rakyat yang merasa ditipu secara massal.

Tentu mereka tidak ikut salah. Tetapi perasaan mereka pasti menderita. Mereka tidak tahu apa-apa tapi seperti tertimpa bencana.

Tentu tuduhan korupsi hampir 1.000 triliun itu baru dugaan. Mayoritas karyawan juga tidak tahu: Pertamina membeli bensin Ron 90 yang dioplos dengan Ron 92 dijual sebagai Pertamax (Ron 92).

Para pengusaha pompa bensin juga tidak tahu. Sebagian besar pompa bensin Pertamina bukanlah milik Pertamina. Lebih banyak milik pengusaha kelas menengah. Mereka hanya pengecer. Bensinnya datang dari Pertamina. Mereka juga ikut tertekan: bisnis mereka menurun. Ikut disumpahi konsumen pula.

Anda sudah tahu: Pertamina dapat bensin dari dua sumber. Sekitar 60 persen dari kilang-kilangnya sendiri (Cilacap, Balongan, Balikpapan). Yang 40 persen dari pemasok swasta. Pemasok tersebut membelinya dari luar negeri, terutama Singapura.

Tidak banyak pemasok yang mampu ikut tender Pertamina. Seandainya saya diberi kesempatan pun tidak akan saya ambil. Tidak mampu. Nilai pasokan ini ratusan triliun rupiah. Pun bila hanya untuk keperluan tiga bulan.

Apalagi kalau salah satu syarat tender harus punya fasilitas stok sampai tiga bulan. Harus punya fasilitas blending. Harus punya pengalaman panjang di bidang itu.

Maka ketika Petral dibubarkan sekalipun akan muter-muter di situ juga. Di orang itu juga.

Untuk bisa mandiri, BBM masih harus dibangun beberapa kilang lagi. Agar tidak tergantung pada orang seperti Mohamad Reza Khalid. Begitu hebatnya tuduhan...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |