jatim.jpnn.com, SURABAYA - Polda Jatim menelusuri pihak yang diduga menjadi aktor intelektual di balik gelombang kerusuhan saat demonstrasi yang melanda sejumlah daerah pada akhir Agustus 2025.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Jules Abraham Abast menyatakan hingga kini polisi belum menemukan sosok pengendali utama di balik aksi anarkis tersebut.
Dia memastikan para pelaku yang diamankan bukan bagian dari massa aksi damai, melainkan kelompok perusuh yang sengaja menimbulkan kekacauan.
“Unjuk rasa mahasiswa dan komunitas masyarakat berlangsung tertib. Namun, ada kelompok perusuh yang memanfaatkan situasi untuk menciptakan kericuhan dan mengganggu keamanan di Surabaya,” ujar Jules saat konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (5/9).
Dalam pemaparannya, Polda Jatim menyebut telah menangkap 13 orang pelaku yang terlibat pembakaran serta penjarahan di Gedung Negara Grahadi, penyerangan pos polisi lalu lintas, hingga perusakan Polsek Tegalsari.
Selain itu, Polrestabes Surabaya juga menangkap 33 orang lainnya yang terlibat dalam aksi serupa.
Dari hasil pemeriksaan sementara, sebagian pelaku mengaku terprovokasi ajakan di media sosial.
“Ada yang mengaku hanya ikut-ikutan setelah diajak melalui medsos. Padahal ajakan itu memang diarahkan untuk menimbulkan kerusuhan dan menyerang objek vital nasional,” jelasnya.