jateng.jpnn.com, SEMARANG - Kota Semarang tengah diramaikan dengan kehadiran moda transportasi baru, yakni bajaj online. Kendaraan roda tiga yang selama ini identik dengan jalanan Jakarta, kini bisa ditemui beroperasi di ibu kota Jawa Tengah.
Layanan ini resmi digulirkan Maxride dengan misi menghadirkan alternatif transportasi sekaligus membuka lapangan kerja baru.
City Manager Maxride & Maxauto Bayu Subolah menyebut ekspansi ke Semarang merupakan langkah strategis setelah melihat kesuksesan layanan serupa di Yogyakarta.
“Di Jogja, banyak pengemudi bentor yang sebelumnya sepi order justru mendapat angin segar dengan bergabung ke layanan bajaj online. Dampaknya terasa positif secara sosial maupun ekonomi,” ujar Bayu, Senin (29/9).
Menurutnya, bajaj online bukan sekadar moda transportasi, melainkan tren baru masyarakat perkotaan. Tarif yang lebih ramah kantong, kapasitas cukup besar, serta kenyamanan menjadi daya tarik tersendiri.
“Segmen utama kami ibu-ibu yang rutin ke pasar atau antar anak sekolah. Lebih aman, praktis, dan hemat,” tambahnya.
Maxride bahkan menargetkan bajaj online bisa menjadi feeder bagi Trans Semarang. Dengan menjangkau pemukiman yang jauh dari jalur utama BRT, layanan ini diharapkan memudahkan mobilitas warga.
Namun, euforia ini ternyata tak berjalan mulus. Kehadiran bajaj online justru memicu polemik panas di kalangan pelaku transportasi.



















































