jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini Senin (16/6) sebesar 39 poin atau 0,24 persen menjadi Rp 16.265 per USD dari sebelumnya Rp 16.304 per USD.
Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia rupiah justru melemah ke level Rp 16.296 per USD dari sebelumnya sebesar Rp 16.293 per USD.
Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi pertumbuhan penjualan ritel China melampaui perkiraan.
“Pertumbuhan penjualan ritel China melampaui ekspektasi, menandakan ketahanan dalam belanja konsumen meskipun ketidakpastian ekonomi meningkat,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Mengutip Xinhua, penjualan ritel barang konsumsi di China meningkat 6,4 persen year on year (yoy) pada Mei 2025. Total penjualan eceran barang konsumsi mencapai 4,13 triliun yuan atau sekitar USD 575,3 miliar.
Sejak Januari-Mei, penjualan ritel barang konsumsi naik 5 persen yoy, meningkat dari pertumbuhan 4,7 persen dalam empat bulan pertama.
“Selain itu, data pemerintah yang dirilis pada hari Senin (16/6) menunjukkan produksi industri China tumbuh sedikit lebih rendah dari yang diharapkan pada Mei, di tengah meningkatnya tekanan dari tarif perdagangan AS,” ungkap Ibrahim.
Data resmi menunjukkan bahwa output industri nilai tambah China meningkat 5,8 persen yoy pada Mei 2025, lebih rendah dari perkiraan 5,9 persen.