jatim.jpnn.com, SIDOARJO - Korban reruntuhan bangunan tiga lantai Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran Sidoarjo bernama Nur Ahmad dievakuasi tim gabungan pada Senin (29/9) pukul 22.01 WIB.
Evakuasi berjalan dramatis. Nur Ahmad harus menerima takdir lengan kirinya diamputasi. Tindakan itu harus dilukan tim medis karena lengannya tertimbun bangunan.
"Jadi, situasinya sempit, ini juga sebenarnya membahayakan jiwa untuk tenaga kesehatan (nakes) kami," kata Direktur Utama RSUD RT Notopuro Sidoarjo Dokter Atok Irawan, Rabu (1/10).
Tindakan amputasi itu dilakukan saat proses evekuasi di lokasi kejadian. Ahmad yang semula masih sadar harus dibius di lokasi kejadian agar bisa dievakuasi.
"Jadi, tetap pertolongan dibius di sana, kemudian juga luka dibiarkan terbuka. Lukanya ditutup cuma akhirnya dilakukan pembersihan lagi, dijahit ulang sampai pukul 01.30 WIB dini hari ini," tuturnya.
Berdasarkan, data per hari ini, Kamis (2/10) total korban yang dievakuasi berjumlah 108 orang. Adapun lima di antaranya meninggal dunia, salah satunya ditemukan dalam keadaan sujud.
Saat ini, seluruh korban yang terdeteksi masih hidup telah dievakuasi seluruhnya. Selanjutnya, Tim gabungan akan mengajak keluarga korban untuk kembali bermusyawarah dan memohon kesediaan dari segala keadaan yang ada.
Adapun harapannya, babak baru dalam operasi SAR menggunakan alat berat dapat segera dilaksanakan guna mengangkat seluruh korban dengan berbagai kondisi.



















































