jpnn.com - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Aria Bima menyarankan Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) berbicara tentang hal besar ketimbang membahas firasat di balik polemik ijazah palsu dan pemakzulan Wapres RI Gibran Rakabuming Raka.
"Sebaiknya Pak Jokowi berbicara hal-hal yang besar, pikiran-pikiran yang besar, dan pikiran-pikiran yang strategis," kata Aria Bima ditemui awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/7).
Legislator Fraksi PDI Perjuangan itu menyebut Jokowi sebaiknya juga bisa memberikan komentar yang menyerahkan publik tentang negara.
"Beliau harus memberikan pencerahan terhadap bangsa ini negara ini untuk lebih ke depan, ya," kata Aria Bima.
Dia mengatakan narasi yang membuat kebingungan publik sebaiknya dihindari Jokowi yang berstatus Presiden ketujuh RI.
Toh, kata Aria Bima, Jokowi yang kenyang pengalaman di level eksekutif memahami ada skenario tertentu dari sebuah peristiwa politik.
Misalnya, skenario di belakang PDIP, Golkar, hingga peristiwa di balik status tersangka Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong.
"Politik ini penuh skenario, tetapi yang penting kehendak baik masing-masing partai politik harus tetap ada dan itu yang perlu dinarasikan, ya, ke publik," lanjut dia.