jatim.jpnn.com, SURABAYA - Forum Solidaritas Madura Indonesia (FSMI) batal menggelar demonstrasi seusai mengancam akan melumpuhkan Kota Surabaya dengan demo selama lima hari.
Aksi demo itu dilakukan FSMI lantaran keberatan dengan pernyataan Wali Kota Surabaya Eri yang terkait jukir liar, premanisme, hingga masalah UMKM.
Salah satu koordinator aksi Baihaki Akbar menjelaskan pembatalan aksi demo itu setelah pihaknya bertemu dengan Wali Kota Surabaya, Jumat (13/6).
Dari hasil pertemuan itu, disepakati bahwa Pemerintah Kota Surabaya tidak akan membuat video yang mengakibatkan ketersinggungan dari salah satu suku.
“Kami sama-sama menjaga kondusifitas Kota Surabaya, supaya ke depannya Kota Surabaya menjadi Kota kebanggaan para pengusaha dan warganya sejahtera,” kata Baihaki, Sabtu (14/6).
“Intinya Pemerintah Kota berkomitmen tidak akan membuat video dan mendistribusikan video yang mengakibatkan ketersinggungan dari salah satu suku,” imbuh dia.
Sebelumnya, rencana aksi tersebut akan dilakukan selama lima hari mulai 16-20 Juni 2025. Pernyataan itu disampaikan dalam video yang unggah melalui Instagram.
“Kami dari Forum Solidaritas Madura Indonesia (FSMI) hari ini memberitakan pernyataan sikap terkait kegaduhan-kegaduhan di tengah-tengah masyarakat Surabaya,” kata salah satu koordinator aksi Baihaki Akbar yang juga dalam video tersebut.