jpnn.com, YOGYAKARTA - Industri teknologi pangan Indonesia berpotensi kedatangan pemain besar dengan keseriusan perusahaan teknologi pangan asal Malaysia, Ultimeat (M) Sdn Bhd, untuk mengembangkan industri mikroprotein di Indonesia.
Inisiatif ini ditujukan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan protein dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah.
Minat ini disampaikan dalam forum 'Focus Group Recommendation: Rantai Pasok Inklusif Susu dan Protein MBG' yang diselenggarakan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) dan KADIN DIY di Yogyakarta, Jumat (28/11).
Founder & CEO Ultimeat, Edwin Lee San Yang, meyakinkan bahwa mikroprotein yang mereka tawarkan adalah solusi protein lokal yang sepenuhnya dapat diproduksi di dalam negeri.
“Seluruh bahan baku berasal dari Indonesia. Tidak ada impor bahan,” tegas Edwin dalam paparannya dikutip Senin (1/12).
Produksi mikroprotein ini memanfaatkan komoditas pertanian lokal seperti singkong dan gula melalui teknologi fermentasi selama tujuh hari.
Proses yang cepat ini menjadikan mikroprotein sebagai alternatif pengganti daging maupun susu yang efisien.
Ultimeat mengaku telah menyiapkan rencana ambisius untuk pembangunan dua pabrik besar di Indonesia, berlokasi di Lampung dan Malang.






















































