jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah tantangan serius dinilai tengah dihadapi oleh industri kelapa sawit nasional saat ini.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa mengungkapkan saat ini meski crude palm oil (CPO) menjadi edible oil dengan jumlah produksi dan konsumsi terbesar di dunia, tetapi produktivitasnya cederung stagnan.
Hal itu juga terjadi pada produksi CPO nasional sendiri.
“Jika kita lihat dalam lima tahun terakhir, CAGR (tingkat pertumbuhan pertahun) produksi sawit kita hanya sekitar satu persen. Tidak ada lonjakan signifikan. Tetapi vegetable oil lain seperti soybean dan rapeseed justru mengalami kenaikan tajam dengan CAGR mencapai 3 - 6 persen,” kata Jatmiko.
Selain itu, Jatmiko menyebut harga CPO yang dulu lebih murah, belakangan harganya juga di atas rapeseed.
Kondisi itu, perlu diantisipasi agar industri sawit Indonesia tetap mampu bersaing di tengah global tren yang mempengaruhinya, mulai dari macroeconomic headwinds, tensi geo politik, perubahan iklim hingga tekanan atas isu keberlanjutan.
“Semua sering sesumbar CPO paling produktif dengan harga paling kompetitif. Saat ini kondisinya mulai berbeda. Jika terlena, industri sawit akan tergilas,” ujarnya.
Menurut Jatmiko, ada beberapa penguatan yang dapat dijalankan oleh pelaku industri agar sawit Indonesia.