jatim.jpnn.com, SURABAYA - Sebuah video ratusan santri ikut mengecor bangunan bertingkat viral di media sosial. Rekaman itu disebut berasal dari Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri.
Fenomena itu ramai dan menjadi sorotan publik, apalagi muncul setelah tragedi runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo pada Senin (29/9).
Menanggapi hal tersebut, salah satu pengasuh Ponpes Lirboyo, KH Oing Abdul Muid (Gus Muid), buka suara. Dia menyebut keterlibatan santri dalam pembangunan bukan paksaan, melainkan bagian dari tradisi pesantren.
“Di pesantren itu, ya mohon dimaklumi. Proyek pembangunan kami pandang sebagai ladang amal jariyah,” ujar Gus Muid, Rabu (1/10).
Dia menjelaskan dalam ajaran Islam amal jariyah adalah perbuatan baik yang pahalanya terus mengalir tanpa bisa terputus karena manfaatnya yang terus dirasakan orang lain, bahkan setelah orang yang melakukan meninggal dunia sehingga pahalanya tidak terputus.
Adapun istilahnya jariyah berasal dari bahasa Arab yang berarti mengalir.
Dengan demikian banyak pihak yang terlibat, termasuk para santri yang berpartisipasi dalam pembangunan gedung itu.
“Mereka yang tidak memiliki tempat, materi saya biasanya membantu lewat tenaga gotong-royong. Ya, kami mohonlah untuk dapat dilihat dari positifnya,” kata Gus Muid, Rabu (1/10).



















































