jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Pascatewasnya Penata Kanselerai Muda RI, Zetro Leonardo Purba, pemerintah Indonesia didesak untuk menuntut proses investigasi yang transparan kepada otoritas setempat.
Zetro tewas ditembak oleh orang tak dikenal di Lima, Peru, pada 1 September 2025 malam waktu setempat.
Zetro adalah staf KBRI Lima yang baru lima bulan bertugas di Peru, ditembak tiga kali saat sedang bersepeda bersama istrinya di dekat rumahnya di Distrik Lince.
Ia sempat dilarikan ke klinik terdekat, tetapi nyawanya tidak tertolong, sementara istrinya selamat dan kini dalam perlindungan polisi setempat.
Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhadi Sugiono menyebut langkah tersebut sebagai hal utama yang bisa dilakukan oleh pemerintah Indonesia saat ini.
"Bagi pemerintah Indonesia, langkah yang bisa diambil adalah menuntut proses investigasi yang transparan," ujar Muhadi pada Senin (15/9).
Selain itu, ia menambahkan bahwa perlindungan terhadap keluarga korban serta pemulangan jenazah juga harus menjadi prioritas.
Meskipun penyelidikan hukum sepenuhnya berada di tangan otoritas Peru, Muhadi menekankan bahwa pemerintah Peru memiliki tanggung jawab mutlak untuk melindungi perwakilan diplomatik negara asing.