jpnn.com - JAKARTA - Peneliti senior Citra Institute Efriza menilai pemberian amnesti kepada Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bisa dimaknai sebagai babak baru hubungan Presiden Prabowo Subianto dengan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.
Efriza meyakini hubungan Presiden Prabowo dengan PDIP akan makin harmonis.
"Jadi, pemberian amnesti kepada Hasto yang merupakan sekjen PDIP bisa dimaknai sebagai upaya rekonsiliasi politik tingkat tinggi. Dalam politik Indonesia ini adalah langkah elegan untuk mencairkan ketegangan, membuka jalur komunikasi, bahkan mengundang PDIP ke dalam orbit kekuasaan, secara langsung maupun tidak langsung," kata Efriza kepada JPNN.com, Jumat (1/8).
Menurutnya, amnesti Hasto merupakan strategi Prabowo menarik kekuatan besar yang tidak bisa diremehkan, apalagi dengan struktur partai yang kuat hingga akar rumput.
"Memberikan amnesti kepada sekjennya, menunjukkan bahwa Prabowo mungkin ingin mendorong PDIP keluar dari oposisi keras dan menjadi mitra dalam membangun stabilitas nasional," lanjutnya.
Namun, menurutnya, dari sisi PDIP hal ini bisa menjadi situasi dilematis.
"Amnesti memang baik bagi keberlanjutan PDIP dalam organisasi, tetapi akan muncul pertanyaan publik tentang kekonsistenan PDIP dalam menyatakan sebagai kekuatan penyeimbang dengan tidak berada di pemerintahan," jelasnya.
Efriza yakin PDIP akan memilih kooperatif, tetapi tetapi kritis sambil melihat perkembangan politik di parlemen.