jpnn.com, JAKARTA - CropLife Indonesia menggelar Rapat Umum Tahunan (RUTA) 2025 dengan tema "Sinergi Pembangunan Pertanian Berkesinambungan melalui Kerangka Pengelolaan Pestisida Berkelanjutan (SPMF)" di Ra Suite Hotel, Jakarta.
Acara ini menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan petani dalam menerapkan sistem pengelolaan pestisida yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Ketua Kelompok Substansi Pengawasan Pestisida Direktorat Pestisida Kementerian Pertanian, Budi Hanafi menekankan bahwa sinergi antar pemangku kepentingan menjadi kunci dalam menjaga produktivitas pertanian tanpa mengorbankan kesehatan dan kelestarian lingkungan.
“Bersama, kita dapat menciptakan ekosistem pertanian yang bertanggung jawab, adaptif, dan inovatif,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (25/2).
Direktur Eksekutif CropLife Indonesia, Yosephine Sianipar, menyebut bahwa tahun 2024 menjadi tonggak penting bagi organisasi ini, karena Indonesia terpilih sebagai salah satu dari tiga negara di ASEAN yang akan mengimplementasikan Sustainable Pesticide Management Framework (SPMF) hingga 2029.
“Kami berharap sinergi ini dapat meningkatkan efisiensi produksi dengan dukungan teknologi modern serta memperkuat ketahanan pangan nasional,” tambahnya.
Sementara itu, Chairman CropLife Indonesia, Kukuh Ambar Waluyo, menyoroti peran penting pertanian dalam perekonomian dan ketahanan pangan.
Dia menekankan bahwa adopsi teknologi pertanian modern dan praktik berkelanjutan tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membantu mengurangi dampak perubahan iklim.