jateng.jpnn.com, SEMARANG - Program bantuan operasional Rp25 juta per RT per tahun dari Pemkot Semarang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga Krapyak.
Di RT 02 RW IV Kelurahan Krapyak, dana tersebut dipakai untuk menghidupkan kembali Sanggar Trisna Budaya yang sempat vakum sejak lama.
Sanggar seni yang lahir pada era 1970-an ini dulunya dikenal lewat pementasan wayang orang, tetapi sempat mati suri. Berkat rembukan warga dan dukungan penuh dari pengurus wilayah, kini sanggar kembali berdenyut.
“Sanggar Trisna Budaya sudah ada sejak era 70-an. Pernah vakum, tetapi semangat pendahulu kami memantik generasi sekarang untuk menghidupkannya lagi,” ujar Ketua RW IV Krapyak Tri Subekso, Minggu (24/8).
Menurutnya, keberadaan sanggar ini sangat penting, terutama bagi anak-anak dan remaja, agar punya wadah menyalurkan bakat seni sekaligus menjaga budaya lokal. Tak tanggung-tanggung, pada pembukaan perdana tercatat 25 anak langsung ikut latihan tari.
Ketua RT 02 RW IV Krapyak Lilik Supramono menambahkan bahwa penggunaan dana Rp25 juta ini murni hasil keputusan bersama warga.
“Kami sepakat mengalokasikan dana untuk pelatihan tari. Ini juga menjawab impian Pak RW agar sanggar budaya hidup kembali,” katanya.
Respons masyarakat pun positif. Banyak orang tua mendukung karena sanggar memberi alternatif kegiatan anak-anak selain sekolah dan bermain gadget.