jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PROJO Budi Arie Setiadi menyatakan kepanjangan nama organisasinya bukanlah pro-Jokowi. Menurut dia, tidak ada kepanjangan khusus dari nama organisasi sukarelawan yang dikenal sebagai pendukung garis keras Joko Widodo alias Jokowi itu.
Budi Arie menyampaikan hal itu guna menanggapi awak media yang bertanya apakah organisasi sukarelawan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019 itu tetap akan menggunakan nama PROJO.
"Tetap PROJO. Memang enggak ada kepanjangan. Cuma, teman-teman media yang menyebut PROJO itu Pro-Jokowi, karena gampang dilafalkan aja," kata Budi Arie di sela-sela Kongres III organisasinya di Hotel Grand Sahid, Jakarta Selatan, Sabtu (1/11).
Mantan wartawan itu menjelaskan nama PROJO diambil dari bahasa Sansekerta dan Jawa Kawi. Menurut Budi, projo berarti rakyat dan negeri.
"Kami adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya," imbuhnya.
Lebih lanjut Budi Arie menegaskan PROJO sebagai organisasi sukarelawan harus melakukan transformasi setelah mengawal pemerintahan Jokowi selama dua periode. Alasannya, kini PROJO menghadapi tantangan lain.
"Ini tidak mudah geopolitiknya, tantangan globalnya, dan sebagainya, sehingga kami harus betul-betul menjaga persatuan nasional dan ini menjadi penting," ucapnya.
Budi Arie menambahkan PROJO dalam kongres itu akan memutuskan penggantian logo yang sudah digunakan lebih dari satu dekade.






















































