jpnn.com, MANGGARAI - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena menegaskan proyek panas bumi Ulumbu yang telah beroperasi selama lebih dari satu dekade harus menjadi contoh bagaimana transisi energi bersih dapat berjalan berdampingan dengan keberlanjutan sosial, lingkungan, dan harmoni masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan saat Gubernur Melki berdialog langsung dengan warga di Desa Wewo, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, dalam rangka kunjungan kerja ke wilayah sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu.
"Kalau pembangunan itu sudah benar dan bagus, kayak Ulumbu itu bagus sekali. Sudah 13 tahun berjalan, hampir tidak ada isu. Lingkungan aman, bagi hasil bagus, CSR jalan, teknis pengeboran aman,” ujar Gubernur Melki dalam pertemuan tersebut.
Dia menegaskan bahwa NTT tengah memasuki fase transformasi energi yang diarahkan menuju kemandirian energi terbarukan sesuai desain nasional.
“NTT sudah diputuskan sebagai provinsi energi terbarukan. Jadi, seluruh potensi energi NTT itu sekarang kita dorong dan kembangkan,” ujarnya. Ia mengakui proses perubahan tidak mudah karena akan selalu ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan, namun komitmen pembaruan harus terus dijalankan.
Gubernur Melki juga menekankan pentingnya menyikapi dinamika panas bumi secara ilmiah dan berbasis data. “Kita harus memeriksa semua penolakan itu pakai ilmu pengetahuan, tidak bisa hanya pakai katanya-katanya,” tegasnya.
Dia mengingatkan bahwa banyak perdebatan publik terjadi tanpa semua pihak benar-benar melihat langsung lokasi proyek.
Dalam dialog terbuka bersama warga, Gubernur Melki mengajukan serangkaian pertanyaan reflektif: “Apakah pasca beroperasinya Ulumbu produktivitas pertanian menurun? Apakah terjadi keracunan? Apakah membuat hewan ternak mati mendadak? Apakah ada warga yang tidak bisa tidur nyenyak karena beroperasinya PLTP Ulumbu?”