jatim.jpnn.com, SURABAYA - Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) pada 23 Juli menjadi momen refleksi penting bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam menjamin hak-hak anak, terutama dalam hal keamanan, perlindungan, dan tumbuh kembang.
Tahun ini, Hari Anak Nasional mengusung tema Anak Terlindungi, Indonesia Maju, yang menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi anak-anak Indonesia.
Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi, terutama kasus kekerasan dan perundungan (bullying) terhadap anak, baik sebagai korban maupun pelaku.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai mengatakan Hari Anak Nasional harus menjadi momentum pengingat bagi semua pihak agar lebih aktif menjaga rasa aman dan nyaman bagi anak-anak, baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan sosial.
Menurut Aries, kemajuan teknologi dan dunia digital membawa peluang besar, tetapi juga ancaman serius.
“Di balik kemajuan teknologi, terdapat tantangan seperti disinformasi, kecanduan gawai, dan penurunan interaksi sosial. Ini jadi pekerjaan rumah bersama,” ujar Aries, Rabu (23/7).
Karena itu, pendampingan dan penguatan karakter menjadi kunci penting dalam menjaga anak-anak agar tidak terjerumus ke hal-hal negatif di era digital.
Aries menyoroti maraknya kasus kekerasan dan bullying di lingkungan pendidikan. Dia menyatakan pendekatan berbasis pendidikan karakter harus diperkuat, tidak hanya oleh guru, tetapi orang tua dan masyarakat.