jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Sebagain besar juru parkir dan pegadang yang selama ini mencari nafkah di Tempat Parkir Khusus (TPK) Abu Bakar Ali (ABA) menolak direlokasi ke tempat yang baru.
Pengelola TPK ABA Doni Rulianto mengatakan para juru parkir dan pedagang telah berdiskusi mengenai tawaran relokasi dari Pemerintah Kota Yogyakarta.
Menurut dia, sebagian besar menolak karena lokasi yang ditawarkan tidak memungkinkan untuk parkir bus pariwisata seperti di TPK ABA.
Di area TPK ABA terdapat sedikitnya 248 orang yang menggantungkan mata pencaharian, baik sebagai juru parkir maupun pedagang oleh-oleh dan suvenir.
Dari jumlah itu, sekitar 95 orang adalah juru parkir.
"Kalau hanya bisa untuk mobil dan motor, pengunjung akan jauh berkurang. Kami harus memutar otak supaya tetap bisa menarik pengunjung," ujarnya.
Doni mengatakan sebagian besar pedagang sudah lama berjualan oleh-oleh dan suvenir di TPK ABA sehingga untuk beralih ke usaha lain tidak mudah, salah satunya karena kendala keterbatasan modal.
TKP ABA akan dibongkar karena Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY merancang pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) untuk memperkuat keberadaan Sumbu Filosofi Yogyakarta yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.
