Karantina Kalsel Sertifikasi 100 Ton Karet yang Akan Diekspor ke China

7 hours ago 21

Selasa, 22 Juli 2025 – 10:00 WIB

Karantina Kalsel Sertifikasi 100 Ton Karet yang Akan Diekspor ke China - JPNN.com Kalsel

Petugas karantina memeriksa sampel karet lempengan sebelum diekspor ke China saat berada di gudang penyimpanan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (21/7/2025). (ANTARA/HO-Karantina Kalsel)

kalsel.jpnn.com, BANJARMASIN - Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melakukan sertifikasi terhadap 100,8 ton karet lempengan dengan nominal sekitar Rp2,7 miliar yang akan diekspor ke China.

“Serangkaian pemeriksaan dilakukan oleh petugas karantina di gudang milik eksportir guna memastikan komoditas tersebut memenuhi persyaratan ekspor,” kata Kepala Karantina Kalsel Erwin AM Dabuke di Banjarmasin, Senin.

Dia mengungkapkan bahwa untuk pengiriman komoditas karet lempengan ke luar negeri, khususnya China, harus dilengkapi dengan dokumen berupa Phytosanitary Certificate.

“Dokumen ini menyatakan bahwa komoditas yang diekspor telah diperiksa, serta memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan oleh negara tujuan (penerima),” ucapnya.

Erwin menjelaskan rangkaian pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kelayakan, kesesuaian jenis dan jumlah komoditas, serta memastikan pengemasan dalam keadaan baik dan tidak ada cacat.

Sebelum diekspor, dia menuturkan komoditas tersebut telah mengalami proses penggumpalan, pengeringan, penggilingan, dan pengemasan lateks, sehingga dapat dipastikan terbebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).

Karet lempengan asal Indonesia, termasuk dari Provinsi Kalsel, dikenal memiliki kualitas tinggi dan menjadi bahan baku penting dalam berbagai industri manufaktur di China.

Dalam penggunaannya, kata Erwin, komoditas ini banyak digunakan untuk produksi ban kendaraan, komponen otomotif, peralatan medis, perlengkapan rumah tangga, hingga alas kaki.

Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Kalsel melakukan sertifikasi terhadap karet sebelum diekspor.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |