jatim.jpnn.com, MAGETAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan menyampaikan keracunan yang terjadi kepada 12 siswa SDN 2 Kediren, Kecamatan Lembeyan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga karena alat masak yang kurang higienis.
PJ Sekda Kabupaten Magetan Muchtar Wahid menyampaikan pemerintah telah melakukan uji sampel di laboratorium terhadap makanan yang diberikan kepada siswa saat itu. Hasilnya, tidak ada kandungan bakteri.
“Kalau bakteri yang dianalisa itu ternyata tidak ada dalam makanan tersebut. Diduga karena alam makan kurang higienis,” kata Muchtar, Selasa (4/11).
Dengan adanya kejadian itu, pemerintah memerekomendasikan penggunaan alat masak harus sesuai standar SNI serta tidak lupa memperhatikan kebersihan sekitar.
“Sampai sekarang MBG tetap berjalan. Artinya, aktivitas SPPG tidak berhenti cuma disarankan untuk lebih meningkatkan mutu higienis pengolahan makanan,” ujarnya.
Di satu sisi kejadian tersebut sudah dilaporkan ke pemerintah pusat, sebagai bentuk tindak lanjut resmi atas dugaan keracunan pangan di Kabupaten Magetan.
“Kalau bakteri yang dianalisis ternyata tidak ada, tetapi yang direkomendasikan adalah menjaga alat-alat masak agar sesuai dengan standarnya. Itu pengawasan MBG yang kami lakukan dari satgas,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 12 siswa SDN 2 Kediren, Kecamatan Lembeyan mengeluhkan sakit perut, pusing, mual, muntah diduga sesuai menyantap MBG, Jumat (17/10). Mereka langsung dilarikan ke puskesmas.



















































