bali.jpnn.com, TABANAN - Panitia Khusus Tata Ruang Aset dan Perizinan (Pansus TRAP) DPRD Bali akhirnya buka suara terkait keputusannya menutup sementara sejumlah restoran berbeton di area subak Jatiluwih, Penebel, Tabanan.
Menurut Ketua Pansus TRAP DPRD Bali I Made Supartha, keputusan itu diambil demi penataan wilayah Jatiluwih.
“Ini dilakukan menyikapi mulai menyempitnya lahan sawah akibat alih fungsi lahan menjadi bangunan beton,” ujar I Made Supartha dilansir dari Antara.
Politikus PDI Perjuangan dari dapil Tabanan ini menilai alih fungsi lahan yang masif mengancam identitas budaya Bali serta citra Jatiluwih sebagai destinasi sawah terindah yang dicari para turis asing.
Aksi Pansus TRAP DPRD Bali menutup sementara sejumlah restoran berbeton di area subak Jatiluwih memicu resistensi di bawah.
Sejumlah petani melakukan aksi protes dengan memasang lembar seng di lahan pribadi yang digunakan untuk akomodasi pariwisata.
Para petani Jatiluwih meminta pemerintah berlaku adil.
Made Supartha sendiri mengingatkan bahwa subak Jatiluwih berstatus Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO yang tidak mudah untuk diraih pada 2012 lalu itu.



















































