jateng.jpnn.com, SEMARANG - Pagi itu, lapangan RW 1 Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah berubah menjadi panggung kreativitas.
Bukan barisan seragam putih hitam atau pakaian formal sebagaimana lazimnya, melainkan deretan kostum unik yang mewarnai upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, Minggu (17/8).
Dari tokoh anime Monkey D. Luffy, koruptor, gelandangan, pemancing hingga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) semua hadir dengan makna yang lebih dalam.
Sekitar pukul 07.30 WIB, ratusan warga dari tujuh RT berbaur, baik remaja karang taruna, ibu-ibu PKK hingga tokoh masyarakat.
Kreativitas itu bukan sekadar hiburan, melainkan juga simbol kritik sosial, semangat kebersamaan dan penghargaan terhadap budaya lokal.
Wahid, salah satu remaja karang taruna yang tampil sebagai Monkey D. Luffy, mengaku pilihannya lahir dari kecintaan pada tokoh utama One Piece.
Namun, lebih dari itu, kostum Luffy dia maknai sebagai simbol perjuangan rakyat kecil.
“Nomor satu karena saya pecinta One Piece. Namun, Luffy juga ekspresi orang kecil yang ingin keadilan, ingin kejujuran dijunjung tinggi,” ujarnya.