jateng.jpnn.com, SEMARANG - Kisah perjuangan JES (7), siswi kelas II SD di Kota Semarang yang viral karena harus menyusuri tepi sungai untuk pergi ke sekolah, memicu perhatian publik.
Akses jalan rumahnya ditutup seusai orang tuanya kalah dalam sengketa lahan. Kondisi itu membuat JES harus menempuh jalur ekstrem demi pendidikan.
Video yang memperlihatkan JES berjalan dengan seragam lengkap di pinggiran sungai mengundang empati luas. Di tengah sengkarut hukum yang menimpa orang tuanya, JES tetap semangat ke sekolah ditemani sang ibu.
Kepala SDN 01 Sampangan Teguh Triyadi menyatakan semangat JES untuk mengikuti kegiatan belajar amat tinggi. Bahkan, tak terlihat ada dampak masalah lahan yang terjadi belakangan ini.
"Hari ini dia masuk seperti biasa. Ceria, seperti tak sedang menghadapi masalah besar," kata Teguh dikonfirmasi, Rabu (30/7).
Teguh awalnya mengkhawatirkan kondisi mental JES akibat tekanan yang dialami keluarganya. Namun, sejauh ini, pihak sekolah belum melihat tanda-tanda gangguan psikologis.
"Anaknya justru antusias saat kegiatan Makan Bergizi Gratis. Sangat menyenangkan melihat semangatnya," ujarnya.
Dia mengaku baru mengetahui persoalan ini setelah videonya ramai di media sosial. Meski begitu, pihak sekolah tak bisa berbuat banyak karena persoalan yang dihadapi terjadi di luar ranah pendidikan.