jatim.jpnn.com, SURABAYA - Kasus kanker prostat menunjukkan tren peningkatan signifikan di Asia, termasuk Indonesia.
Berdasarkan data global yang dirilis WHO melalui Globocan mencatat adanya kenaikan kasus antara 1,5 hingga 3 kali dalam sepuluh tahun terakhir.
“Di Indonesia juga sama, tren peningkatannya berada di kisaran 1,5 sampai 3 kali dalam satu dekade terakhir,” ungkap Dokter Spesialis Urologi National Hospital dr Lukman Hakim, Rabu (17/9).
Dia menjelaskan kanker prostat umumnya menyerang pria berusia di atas 50 tahun, meski ada kasus di luar rata-rata.
“Pasien termuda yang pernah saya tangani berusia 40 tahun, tetapi itu jarang sekali. Mayoritas ditemukan di atas usia 50 tahun,” jelasnya.
Menurutnya, meski penyebab pastinya belum diketahui, sejumlah faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan seorang pria terkena kanker prostat, seperti konsumi berlebihan makanan tinggi kalsium (daging, susu, keju, yoghurt).
“Lalu, infeksi prostat berulang (prostatitis), asupan vitamin E berlebihan dalam jangka panjang, penuaan, obesitas dan kebiasaan merokok serta faktor keturunan atau genetik,” katanya.
“Kalau seorang ayah terkena kanker prostat, maka anak laki-lakinya punya risiko sekitar 25 persen, Kalau berlanjut ke cucu, risikonya bisa meningkat hingga 60 persen, imbuh dia.