jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) angkat suara terkait meninggalnya Arya Daru Pangayunan (ADP), diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI sekaligus alumnus Program Studi Ilmu Hubungan Internasional (HI) UGM angkatan 2005.
UGM menilai kematian ADP yang ditemukan dalam kondisi tidak wajar perlu diusut secara tuntas demi keadilan dan kemanusiaan.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM Arie Sujito mengatakan pengusutan kasus tewasnya ADP adalah bentuk tanggung jawab negara.
“Jika meninggalnya almarhum yang nampak tidak wajar, perlu diusut tuntas. Ini demi kemanusiaan dan tanggung jawab perlindungan negara pada warganya,” ujarnya.
UGM juga menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya ADP, yang dianggap sebagai sosok alumnus berprestasi dengan karier gemilang sebagai diplomat.
"Tentu kami kehilangan sosok alumnus berprestasi, alumnus Hubungan Internasional Fisipol UGM yang memiliki karier yang baik. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,” ujar Arie.
Keluarga besar Departemen Ilmu Hubungan Internasional (DIHI) Fisipol UGM pun turut berduka.
Ketua DIHI Nur Rachmat Yuliantoro menyebut ADP sebagai kebanggaan komunitas akademik HI.