jatim.jpnn.com, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan tidak ada perdamaian atas insiden penganiayaan dokter RSUD Bakti Darma Husada (BDH) dr Faradina yang dilakukan pasiennya berinisial NO.
Hal itu sebagai bentuk perlindungan yang diberikan Pemerintah Kota Surabaya agar tidak terulang lagi.
“Pemkot Surabaya komitmen melindungi dokter sejak kejadian pertama kali itu terjadi maka saya meminta kasus ini harus dilaporkan secara hukum dan berjalan secara hukum. Itu yang pertama,” kata Eri, Selasa (26/8).
Menurutnya, proses hukum harus berjalan dengan semestinya. Tidak ada kata damai dalam kasus ini.
“Pada waktu itu saya juga tidak ingin kasus ini berhenti maka saya minta untuk dilaporkan dan tidak ada perdamaian karena saya harus betul-betul menjaga dan melindungi dokter. Para dokter ini menjalankan tugasnya, menjaga Kota Surabaya dan memberikan pelayanan kesehatan. Kalau diginikan, tidak ada perlindungan,” ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, dokter bedah umum RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabay dr Faradina menjadi korban penganiayaan oleh pasien yang dirawat.
Insiden yang terjada pada Jumat (25/4/3025) lalu sekitar pukul 10.56 WIB itu mengakibatkan luka robek pada bagian kepala dr Faradina sehingga harus dijahit serta mengalami luka memar pada punggung.
Informasi yang dihimpun, Norliyanti tega memukul dr Farandina karena merasa keluhannya diabaikan.